Jumat, 18 Januari 2013

tugas ilmu budaya dasar "suku banjar kalimantan selatan"


Nama               : Devi Nurbaiti
NPM               : 11212926
KELAS           : 1EA20

Suku Banjar Dan Ragam Budayanya
Suku bangsa Banjar merupakan suku asli dari sebagian wilayah Provinsi Kalimantan Selatan, selain Kabupaten Kotabaru. Mereka itu di perkirakan penduduk yang berasal dari pulau Sumatera atau daerah lainnya, yang mendirikan tanah air baru di daerah ini lebih dari seribu tahun  lalu. Setelah itu berlalu masa yang sangat lama sekali kemudian,-setelah bercampur rata dengan penduduk asli banjar, yang mereka namakan sebagai suku Dayak, dan dengan imigran-imigran yang datangan ke suku banjar belakangan - dibuatlah setidak-tidaknya tiga subsuku, yaitu (Banjar) Pahuluan, (Banjar) Batang Banyu, dan Banjar (Kuala).
Orang Pahuluan pada dasarnya merupakan penduduk yang berada di daerah yang dekat dengan lembah-lembah sungai (cabang sungai Negara) yang berasal ke pegunungan Meratus, orang Batang Banyu mendiamikan lembah sungai Negara, melainkan orang Banjar (Kuala) menempati daerah sekitar Banjarmasin (dan Martapura).
Bahasa sehari-hari yang mereka gunakan adalah bahasa Banjar, yang pada umumnya merupakan bahasa Melayu. Sama dengan halnya ketika mereka berada tepat di daerah asalnya di Sumatera atau sekitarnya-, yang merupakan di dalamnya berisi banyak kosa kata berasal dari suku Dayak dan asal Jawa.
Nama Banjar didapat karena mereka semua dahulu-sebelum dihilangkan pada tahun 1860-, merupakan salah satu warga Kesultanan Banjarmasin atau disingkat dengan sebutan Banjar, sesuai sekali dengan nama ibukotanya pada awal berdirinya. Pada saat ibukota dipindahkan ke arah pedalaman, terakhir bertempat di Martapura, nama tersebut kayaknya sudah terlalu baku bahkan tidak berubah lagi hingga saat ini.

Banjar Pahuluan
Sangat mungkin sekali pemeluk Islam sudah berada sebelumnya di dalam dan luar keraton yang dibuat di Banjarmasin, tetapi pengislaman secara massal diduga pada saat terjadi kenaikan setelah raja, Pangeran Samudera yang tidak lama dilantik menjadi Sultan Suriansyah, memeluk Islam yang di ikuti oleh warga dan kerabatnya, adalah bubuhan raja-raja. Sikap raja ini d contoh oleh elit ibukota, beberapa raja tentu menemui penduduk yang lebih asli dan lama tinggal disana, yaitu merupakan suku Dayak Bukit, yang beberapa tahun lalu diperkirakan menempati lembah-lembah sungai yang sama. Dengan memperhatikan bahasa yang digunakannya, suku Dayak Bukit merupakan salah satu asal usul dengan cikal bakal suku Banjar, yaitu sama-sama berasal dari pulau Sumatera atau sekitarnya, tetapi mereka lebih dahulu yang menetap disana. Kedua kelompok masyarakat Melayu ini memang berdekatan dengan tetangga tetapi, setidak-tidaknya pada masa permulaan, pada umumnya tidak boleh berbaur.
Namun kelompok suku Banjar (Pahuluan) membangun tempat tinggal pemukiman di suatu tempat dekat sana, yang mungkin tidak jauh sekali letaknya dengan balai suku Dayak Bukit, tetapi semuanya adalah kelompok yang bisa berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain. Untuk kepentingan keamanan didaerah ini, atau memang karena ada ikatan dari kekerabatan dan, cikal bakal suku Banjar membentuk komplek pemukiman tersendiri.
Komplek pemukiman cikal bakal suku Banjar (Pahuluan) yang awalnya ini merupakan suatu komplek pemukiman bubuhan, yang pada dasarnya terdiri dari salah seorang tokoh yang berwibawa sebagai kepalanya, dan warga kerabatnya, dan mungkin ditambah denga sanak keluarga-keluarga lain yang bergabung dengannya  sehingga menjadi satu.
Model yang sama atau hampir sama juga dengan adanya terdapat pada masyarakat balai di kelompok masyarakat Dayak Bukit, yang pada awalnya masih berlaku hingga saat ini. Daerah yang lembah seperti sungai-sungai yang berhulu di Pegunungan Meratus ini sepertinya wilayah pemukiman yang paling pertama yang ada dimasyarakat Banjar ini, dan di daerah merupakan salah satu konsentrasi penduduk yang banyak sekali  sejak jaman kuno, dan di daerah ini yang diberi nama Pahuluan. Apa yang di ceritakan  di atas merupakan untuk menggambarkan awal terbentuknya suatu masyarakat (Banjar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar